karyayang disifatkan sebagai konvensional tetap berdiri dengan kekuatannya yang tersendiri dalam arus perdana kesusasteraan melayu, seminar pemikiran sasterawan felda ke 3 fokus abu hassan morad mengiktiraf kebijaksanaan pengarang prolifik dalam pelbagai genre sastera abu hassan morad foto bersongkok meskipun sudah mengulitinya sejak 25 tahun DetailRocky Is The Champion - Champion Gif - Champion Rocky Sylvester Stallone - Discover & Share Gifs, klik untuk melihat koleksi gambar lain di kibrispdr.org AhmadunYosi Herfanda atau juga ditulis Ahmadun Y. Herfanda atau Ahmadun YH (lahir di Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, 17 Januari 1958; umur 52 tahun), adalah seorang penulis puisi, cerpen, dan esei dari Indonesia. Ahmadun dikenal sebagai sastrawan Indonesia yang banyak menulis esei sastra dan sajak sufistik.Namun, penyair Indonesia dari generasi 1980-an ini juga banyak menulis sajak cash. Puisi Nyanyian Kemerdekaan Karya Ahmadun Yosi Herfanda Nyanyian Kemerdekaan Hanya kau yang kupilih, kemerdekaan Di antara pahit-manisnya isi dunia Akankah kau biarkan aku duduk berduka Memandang saudaraku, bunda pertiwiku Dipasung orang asing itu? Mulutnya yang kelu tak mampu lagi menyebut namamu Berabad-abad aku terlelap Bagai laut kehilangan ombak Atau burung-burung Yang semula Bebas di hutannya Digiring ke sangkar-sangkar Yang terkunci pintu-pintunya Tak lagi bebas mengucapkan kicaunya Berikan suaramu, kemerdekaan Darah dan degup jantungmu Hanya kau yang dipilih Di antara pahit-manisnya isi dunia Orang asing itu berabad-abad Memujamu di negerinya Sementara di negeriku Ia berikan belenggu-belenggu Maka bangkitlah Sutomo Bangkitlah Wahidin Sudirohusodo Bangkitlah Ki Hajar Dewantoro Bangkitlah semua dada yang terluka “Bergenggam tanganlah dengan saudaramu Eratkan genggaman itu atas namaku Kekuatanku akan memancar dari genggaman itu.” Suaramu sayup di udara Membangunkanku dari mimpi siang yang celaka Hanya kau yang kupilih, kemerdekaan Di antara pahit-manisnya isi dunia Berikan degup jantungmu Otot-otot dan derap langkahmu Biar kuterjang pintu-pintu terkunci itu Atau mendobraknya atas namamu Terlalu pengap udara yang tak bertiup Dari rahimmu, kemerdekaan Jantungku hampir tumpas Karena racunnya Hanya kau yang kupilih, kemerdekaan Di antara pahit manisnya isi dunia Matahari yang kita tunggu Akankah bersinar juga Di langit kita? Mei, 1985CatatanPuisi ini juga sering dijumpai dengan judul Nyanyian PuisiBeberapa hal menarik dalam puisi "Nyanyian Kemerdekaan" karya Ahmadun Yosi Herfanda adalah sebagai berikutPengorbanan dan kerinduan akan kemerdekaan Puisi ini menggambarkan pengorbanan yang dibutuhkan untuk mencapai kemerdekaan. Penyair merenungkan pahit-manisnya kehidupan dan menekankan pentingnya kemerdekaan sebagai pilihan utama. Puisi ini menciptakan perasaan kerinduan yang mendalam terhadap kebebasan dan menggambarkan keinginan untuk melihat saudara-saudara dan tanah air yang terbebaskan dari semangat patriotisme Puisi ini memanggil nama-nama pahlawan nasional seperti Sutomo, Wahidin Sudirohusodo, dan Ki Hajar Dewantoro, sebagai simbol semangat dan kekuatan untuk berjuang demi kemerdekaan. Hal ini menggambarkan pentingnya persatuan dan solidaritas dalam mencapai tujuan dan gambaran yang kuat Puisi ini menggunakan metafora dan gambaran yang kuat untuk menggambarkan keadaan penindasan dan penjara yang membatasi kemerdekaan. Gambaran tentang laut kehilangan ombak, burung-burung di sangkar, dan udara yang pengap menciptakan gambaran yang kuat tentang kehilangan dan kepahitan yang dirasakan dalam harapan dan keinginan akan perubahan Puisi ini mengungkapkan harapan akan masa depan yang lebih baik dan keinginan untuk mengatasi rintangan dan pintu-pintu terkunci demi mencapai kemerdekaan. Penyair merenungkan tentang sinar matahari yang mereka tunggu-tunggu, yang dapat menerangi langit mereka dan membawa ini menggambarkan semangat patriotisme, kerinduan akan kemerdekaan, dan harapan akan masa depan yang lebih baik. Penggunaan metafora yang kuat dan gambaran yang mendalam memberikan kekuatan dan keindahan pada puisi ini, sambil mengajak pembaca untuk merenungkan arti penting kemerdekaan dan perjuangan yang diperlukan untuk Nyanyian KemerdekaanKarya Ahmadun Yosi HerfandaBiodata Ahmadun Yosi HerfandaAhmadun Yosi Herfanda kadang ditulis Ahmadun Y. Herfanda atau Ahmadun YH adalah seorang penulis puisi, cerpen, esai, sekaligus berprofesi sebagai jurnalis dan editor berkebangsaan Indonesia yang lahir pada tanggal 17 Januari pernah dimuat di berbagai media-media massa, semisal Horison, Kompas, Media Indonesia, Republika, Bahana, dan Ulumul Qur'an. Puisi – Sembahyang Rumputan merupakan sajak yang ditulis oleh Ahmadun Yosi Herfanda. Ahmadun lahir di Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, pada 17 Januari 1958 silam. Ia dikenal sebagai jurnalis dan sastrawan tanah air yang banyak menulis sajak-sajak sosial-religius. Berikut Puisi Sembahyang Rumputan Karya Ahmadun Yosi Herfanda Sembahyang Rumputan walau kaubungkam suara azanwalau kaugusur rumah-rumah tuhanaku rumputantakkan berhenti sembahyang inna shalaati wa nusukiwa mahyaaya wa mamaatilillahi rabbil alamin topan menyapu luas padangtubuhku bergoyang-goyangtapi tetap teguh dalam sembahyangakarku yang mengurat di bumitak berhenti mengucap shalawat nabi sembahyangku sembahyang rumputansembahyang penyerahan jiwa dan badanyang rindu berbaring di pangkuan tuhansembahyangku sembahyang rumputansembahyang penyerahan habis-habisan walau kautebang akuakan tumbuh sebagai rumput baruwalau kaubakar daun-daunkuakan bersemi melebihi dulu aku rumputankekasih tuhandi kota-kota disingkirkanalam memeliharaku subur di hutan aku rumputantak pernah lupa sembahyang sesungguhnya shalatku dan ibadahkuhidupku dan matiku hanyalahbagi allah tuhan sekalian alam pada kambing dan kerbaudaun-daun hijau kupersembahkanpada tanah akar kupertahankanagar tak kehilangan asal keberadaandi bumi terendah aku beradatapi zikirku menggemamenggetarkan jagat raya la ilaaha illallahmuhammadar rasulullah aku rumputankekasih tuhanseluruh gerakkuadalah sembahyang 1992 Demikian puisi Sembahyang Rumputan karya Ahmadun Yosi Herfanda. Puisi Sembahyang Rumputan Karya Ahmadun Yosi Herfanda Sembahyang Rumputan Walau kaubungkam suara azan walau kaugusur rumah-rumah Tuhan aku rumputan takkan berhenti sembahyang Inna shalaati wa nusuki wa mahyaaya wa mamaati lillahi rabbil 'alamin. Topan menyapu luas padang tubuhku bergoyang-goyang tapi tetap teguh dalam sembahyang akarku yang mengurat di bumi tak berhenti mengucap shalawat nabi. Sembahyangku sembahyang rumputan sembahyang penyerahan jiwa dan badan yang rindu berbaring di pangkuan Tuhan sembahyangku sembahyang rumputan sembahyang penyerahan habis-habisan. Walau kautebang aku akan tumbuh sebagai rumput baru walau kaubakar daun-daunku akan bersemi melebihi dulu aku rumputan kekasih Tuhan di kota-kota disingkirkan alam memeliharaku subur di hutan. Aku rumputan tak pernah lupa sembahyang sesungguhnya shalatku dan ibadahku hidupku dan matiku hanyalah bagi Allah tuhan sekalian alam. Pada kambing dan kerbau daun-daun hijau kupersembahkan pada tanah akar kupertahankan agar tak kehilangan asal keberadaan di bumi terendah aku berada tapi zikirku menggema menggetarkan jagat raya la ilaaha illalah muhammadar rasululah. Aku rumputan kekasih Tuhan seluruh gerakku adalah sembahyang. 1992Sumber Sembahyang Rumputan 1996Analisis PuisiPuisi "Sembahyang Rumputan" karya Ahmadun Yosi Herfanda memiliki beberapa hal menarik berikutPenghormatan terhadap agama Puisi ini menggambarkan rasa penghormatan dan kesetiaan penyair terhadap agama. Meskipun suara azan terdengar redup dan rumah-rumah Tuhan terabaikan, rumputan ini tetap melaksanakan sembahyang tanpa henti. Hal ini menunjukkan kegigihan dan ketekunan dalam menjalankan ibadah, bahkan di tengah tantangan dan gangguan sembahyang Puisi ini menggambarkan bahwa sembahyang bukan hanya dilakukan oleh manusia, tetapi juga dilakukan oleh rumputan. Rumputan di sini menjadi simbol keabadian dalam ibadah. Meskipun tubuhnya terguncang oleh topan, akar rumput tetap mengucapkan shalawat kepada Nabi. Ini menunjukkan bahwa sembahyang merupakan manifestasi dari kehidupan dan eksistensi yang dengan alam Puisi ini menunjukkan keterhubungan penyair dengan alam. Rumputan sebagai simbol alam diungkapkan sebagai kekasih Tuhan yang hidup di kota-kota yang terpinggirkan. Alam menjadi tempat penjagaan dan kesuburan bagi rumputan, yang tetap setia dalam dan ketekunan Puisi ini menekankan pentingnya kesederhanaan dan ketekunan dalam menjalankan sembahyang. Rumputan sebagai makhluk yang sederhana dan rendah tetap setia dalam sembahyangnya. Meskipun kaubangkam atau kautebang, rumputan akan terus tumbuh dan menjalankan sembahyangnya. Ini menggambarkan kesungguhan dan keabadian dalam ini mengeksplorasi hubungan spiritual penyair dengan agama, alam, dan sembahyang. Dalam bahasa yang indah, puisi ini menggambarkan kekuatan, ketekunan, dan penghormatan dalam menjalankan sembahyang, baik oleh manusia maupun oleh Sembahyang RumputanKarya Ahmadun Yosi HerfandaBiodata Ahmadun Yosi HerfandaAhmadun Yosi Herfanda kadang ditulis Ahmadun Y. Herfanda atau Ahmadun YH adalah seorang penulis puisi, cerpen, esai, sekaligus berprofesi sebagai jurnalis dan editor berkebangsaan Indonesia yang lahir pada tanggal 17 Januari pernah dimuat di berbagai media-media massa, semisal Horison, Kompas, Media Indonesia, Republika, Bahana, dan Ulumul Qur'an.

puisi karya ahmadun yosi herfanda